Diperlukan beragam penyesuaian dalam penerapan, khususnya tentang perubahan zona. Mendikbud berharap di akhir Juli 2018 Kemendikbud sudah dapat berada bersama dengan dinas kemampuan kabupaten, kota, dan provinsi untuk melakukan evaluasi penerapan sistem zonasi pada PPDB tahun ini.
Mungkin tidak ada lagi registrasi, tetapi cukup penempatan, dan itu sudah diproyeksikan sejak jauh hari, ” tutur Guru Besar Universitas Negeri Malang ini. Dikotomi sekolah favorit dan tidak skat dipandang dapat memperuncing perbedaan dan memperbesar kesenjangan.
Apabila ada orang tua yang merasa tidak siap jika anaknya harus balik bersekolah maka ia berhak untuk menolak dan anak tetap melanjutkan pembelajaran dri rumah. Terwujudnya ekosistem kemampuan yang baik menjadi manfaat jangka panjang yang ingin dicapai melalui kebijakan zonasi. Peranan sekolah, masyarakat, dan keluarga, dipandang sama berarti dan menentukan keberhasilan kemampuan anak. Tugas kita merupakan membangun lingkungan pendidikan yg baik, di mana ada hubungan positif antara sekolah, masyarakat dan keluarga sesuai dengan filosofi bapak pendidikan kita, Ki Hajar Dewantara, ” tuturnya. Berdasarkan evaluasi tahun lalu, beberapa titik kabupaten/kota/provinsi tertentu belum bisa mengikuti secara penuh gaya zonasi.
“Kita jadi menyepadankan pelaksanaan sistem zonasi oleh masing-masing daerah. Saya berharap sistem penerimaan siswa baru tahun depan sudah tidak gaduh karena direncanakan sejak jauh hari.
Komite sekolah dan tokoh masyarakat di sekitar sekolah juga terlibat dalam satgas pencegahan penularan covid-19 di sekolah. Sektor swasta meraih pula dilibatkan dengan mengasihkan program asupan peningkatan imunitas anak sekolah, ataupun penyediaan sarana terkait protokol perilaku adaptasi kebiasaan baru dalam sekolah. Hal ini sudah diakomodasi oleh beberapa protokol adaptasi kebiasaan baru pada sekolah yang telah tertebar di banyak media sosial. Protokol dari negara yang lain dapat diacu dengan penyesuaian sumber daya dan kondisi sosial budaya pada negara kita dan domestik. Elemen ini menekankan perlunya peningkatan pengetahuan dan sosialisasi secara kontinu perilaku adaptasi kebiasaan baru bila kembali ke sekolah.
Tidak hanya ditujukan ke siswa walaupun juga semua warga sekolah termasuk guru dan karyawan sekolah. Sekolah bertanggung jawab terhadap tersosialisasikannya perilaku adaptasi kebiasaan baru tersebut. Upaya ini harus dimulai secepat mungkin sebelum keputusan balik ke sekolah resmi diharuskan.